tag:blogger.com,1999:blog-44237965355321849122024-02-20T22:05:11.161+07:00nandya's noteAnggita Nandya Yulandahttp://www.blogger.com/profile/09456790201430639543noreply@blogger.comBlogger7125tag:blogger.com,1999:blog-4423796535532184912.post-39157776163687074132011-03-06T22:00:00.000+07:002011-03-06T22:00:49.284+07:00PRIA IDAMAN WANITA<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>1. Komunikatif</b><br />
Menurut hasil riset, wanita memerlukan lebih banyak waktu untuk bicara can diajak bicara dibandingkan dengan pria. Wanita menyukai pria y ang komunikatif dan selalu punya bahan pembicaraan yang menarik. Pria yang humoris tentu saja punya nilai plus di mata wanita.<br />
<br />
<b>2.Perhatian</b><br />
Wanita menyukai pria yang penuh perhatian. Perhatian yang wajar dan tulus bisa membuat wanita merasa dihargai dan disayangi. Bila disampaikan pada saat yang tepat, perhatian yang kecil pun bisa meninggalkan kesan yan manis dan tak terlupakan.<br />
<br />
<b>3. Pengertian</b><br />
Pria yang penuh pengertian tidak suka memberi ceramah panjang lebar, memasang wajah cemberut atau marah besar untuk mengubah kebiasaan buruk kekasihnya. Ia selalu siap memanfaatkan kesalahannya, berusaha mentolerir kelemahannya, berupaya memenuhi keinginannya, mencoba melihat dari sudut pandangnya, dsb.<br />
<br />
<b>4. Tegas</b><br />
Wanita memerlukan seorang pendamping yang bisa bersikap tegas dan bisa mengambil keputusan. Misalnya, ketika bingung untuk memilih, wanita memerlukan Anda untuk membantunya mengambil keputusan. Laki-laki yang plin-plan, ragu-ragu dan susah memgambil keputusan biasanya kurang dihargai.<br />
<br />
<b>5.Tegar</b><br />
Wanita mengagumi pria yang bersikap tegar dan berjiwa besar. Ketegaran tidak tampak ketika segala sesuatu berjalan lancar. Justru ia diuji ketika ada masalah, ketika hubungan terancam putusa, ketika ujian gagal, ketika terjadi PHK, dsb. Pria yang mudah menyerah, putus asa dan frustasi tidak menarik bagi seorang wanita. Bagaimana mungkin aku akan berlindung pada seorang bayi yang rapuh!<br />
<br />
<b>6.Menghormati Wanita</b><br />
Wanita akan menghormati pria yang menghormatinya. Kapan wanita merasa dihormati? Ketika dia dibukakan pintu dan dipersilahkan masuk duluan, ketika beban yang diangkatnya diambil alih, ketika dia tidak dibiarkan menunggu terlalu lama, ketika dia dipuji di depan orang lain, ketika hasil karyanya dihargai, dsb.<br />
<br />
<b>7.Melindungi Wanita</b><br />
Meskipun suka dilindungi, namun wanita tidak menyukai perlindungan yang over dan kaku. wanita tidak merasa dilindungi bila kemana-mana selalu dikawal, diawasi atau dimonitor meskipun dengan dalih demi keselamatanmu. Wanita juha tida suka terlalu diatur dan dilarang meskipun dengan alasan demi kebaikanmu. Wanita menghargai perlindungan yang lembut. Misalnya, berjalan atau menyeberang pada posisi aman, ditemani ketika dia merasa ketakutan, diantar ke dokter ketika dia sakit, didampingi ketika dia naik jet coster, dsb.<br />
<br />
<b>8.Menghargai Wanita</b><br />
Wanita ingin dihargai dan diperlakukan oleh kekasihnya. Dia tidak suka mendampingi pria yang berkesan tidak terlalu menghargainya. Kapan dia merasa dihargai? Ketika dari luar kota Anda meneleponnya dan bilang Aku merindukanmu, ketika Anda meminta pendapatnya, ketika Anda tidak menyembunyikan seseuatu dengan alasan itu urusan laki-laku, dsb.<br />
<br />
<b>9.Simpatik </b><br />
Pria yang simpatik tidak hanya bersikap baik kepada kekasihnya, tapi juga kepada keluarga kekasihnya, kepada teman-temannya dan kepada orang lain. Dengan demikian dia membuktikan bahwa kebaikannya bukan sandiwara, tapi benar-benar kebiasaan dan sifatnya.<br />
<br />
<b>10.Romantis </b><br />
Pria yang romantis biasanya bersikap manis, memperlakukan kekasihnya dengan lembut, memanggilnya dengan sebutan yang romantis, memberi bunga pada hari-hari spesial, dsb. Meski tidak setampan Tom Cruise, Brad Pitt dan selembut Richard Gere, setiap pria perlu belajar untuk bersikap romantis. Mengapa? Karena pria yang romantis adalah pria idaman wanita. </div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">postfrom : @yoBaca </div>Anggita Nandya Yulandahttp://www.blogger.com/profile/09456790201430639543noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4423796535532184912.post-85086802932628280892011-03-06T21:27:00.000+07:002011-03-06T21:27:24.452+07:00BELAJAR IKHLAS<div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ikhlas adalah menerima semua dengan lapang dada , dengan mata terbuka serta diiringi sebuah senyuman yang tulus</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>INGAT !</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ikhlas bukan berarti Melupakan</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ikhlas bukan berarti Menghapus semuanya</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ikhlas bukan dengan cara membenci</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>TETAPI ........................</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ikhlas akan mempermudah kita untuk melanjutkan perjalanan</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ikhlas akan mengiring kita tuk dapat kan yang terbaik</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ikhlas juga dapat menyembuhkan luka</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>SEPERTI INI ...</b></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Tetap bersyukur kepada ALLAH SWT</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Tidak Berputus asa maupun mengeluh</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Tetap tersenyum di bibir maupun dihati ketika melihat orang yang sangat kita cintai bahagia bersama orang lain</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Tetap tegar dan berani berdiri kembali walaupun kita sudah jatuh berulang kali !</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><i>Jadii , co<span style="background-color: white;"></span>balah untuk belajar ikhlas dalam hal apapun !</i></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span><span style="background-color: yellow;"><span style="background-color: magenta;"></span></span></span></div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div><div style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
</div>Anggita Nandya Yulandahttp://www.blogger.com/profile/09456790201430639543noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4423796535532184912.post-22624739354616851572011-03-03T12:27:00.003+07:002011-03-03T12:43:51.223+07:00HAPPY ANIVERSARRY " 2years 9month "<span style="font-family: webdings;">Hey , toret torettttt hari ini tgl.3 Maret 2011 . Hari ulang bulan kita berdua :D</span><br /><br /><span style="font-family: webdings;">Ga banyak doa untuk bulan ini ....</span><br /><br /><span style="font-family: webdings;">aku tetap ingin menjadi cewek spesial dihati kamu sampai akhir nanti .</span><br /><br /><span style="font-family: webdings; font-weight: bold;">SETIA </span><br /><br /><span style="font-family: webdings;">pegang semua janji kita ! <span style="color: rgb(255, 0, 0);">:love:</span></span><br /><br />lalalalala ~~~~~<br />aku slalu bermimpi menjadi pedamping mu di atas pelaminan nanti hahahha !!!<br />O:)<br /><br /><br /><br /><div style="text-align: center;"><span style="color: rgb(255, 0, 0); font-weight: bold;font-size:180%;" >I ALWAYS LOVE YOU !</span><br /></div>Anggita Nandya Yulandahttp://www.blogger.com/profile/09456790201430639543noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4423796535532184912.post-66158531607410819212011-02-13T23:26:00.004+07:002011-02-14T09:16:19.757+07:00I MISS 'old' YOUSudah lama kau di dalam sini , hmm yaahh di <span style="font-weight: bold;"></span>"hatiku" .<br />Seling waktu bergulir dan kini kau pun berubah, sayang :(<br />perhatian mu sikapmu bahkan cara kau menghadapi ku !<br /><br />Apakah ini yang disebut "BOSAN" atau "LETIH"<br />mungkin wajar untuk sebuah hubungan yang sudah menginjak usia 2tahun8bulan !<br /><br /><br />okee sayang , aku terima ! aku coba mengerti dgn smua perubahan ini walaupun menyakitkan .<br />kau tau kenapa ??<br />cuman 1 kata jawaban nya <span style="font-weight:bold;"></span>"CINTA"<br />it's so simple right ? <br /><br />tapiii ....<br />aku juga manusia , aku punya perasaan .<br />ak juga ingin dimengerti aku juga ingin kau ... mengerti posisi kita sekarang .<br />HUBUNGAN JARAK JAUH !<br /><br />tidak mudah menjalani nya , tapi ini tak akan menjadi beban jika kita sama sama mengerti .<br /><br />ayolah sayang ku , tunjukan rasa sayangmu itu . tunjukan bila kau benar-benar peduli padaku .<br />aku butuh ituuuuuuuu <3Anggita Nandya Yulandahttp://www.blogger.com/profile/09456790201430639543noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4423796535532184912.post-71801105860647985502011-01-20T12:57:00.006+07:002011-02-07T10:09:57.584+07:00Dunia Cowok !ayoo buat semua para kaum hawa , ini saat nya kita mengetahui semua rahasia tentang si makhluk "MISTERIUS" :D<br /><br />just for enjoy !<br /><br /><span style="font-weight:bold;"></span>FAKTA COWOK <br /><br />1. Sebenarnya cowok tak mencari wanita yang cantik, yang dicari adalah wanita yang enak dilihat dan mempesona<br /><br />2. Cowok sangat benci <span style="font-style:italic;"></span>dikhianati<br /><br />3. Detik ini dia menyukai kamu, beberapa detik kemudian, dia lupa dan malah asyik bersama teman-temannya<br /><br />4. Jika dia mengatakan "Ya, memang aku ga ngerti kamu" itu artinya pemikiran dia dan kamu berbeda<br /><br />5. "Kamu lagi ngapain?" atau "Sudah makan belum?" adalah kalimat yang paling sering diucapkan cowok saat ditelpon<br /><br />6. Jika seorang cowok benar-benar mencintai kamu, ia akan menerima kamu apa adanya. Tak peduli kamu gemuk , hitam atau berjerawat<br /><br />7. Cowok akan melakukan apa saja untuk meraih perhatian kamu<br /><br />8. Cowok tak suka jika kamu bercerita soal mantannya<br /><br />9. Cowok yang "cool" di luar belum tentu "cool" di dalam<br /><br />10. Jika cowok ingin bertemu orang tua kamu, jangan ragu dan malu. Dia serius dengan kamu lohh<br /><br />11. cowok ingin selalu berbagi semua hal dengan kamu, namun terkadang dia tidak bisa mengungkapkan semua hal dengan baik<br /><br />12. Sesekali , cowok menangis<br /><br />13. Jangan berusaha membuat cowok marah, karena mereka adalah makhluk tempramen yang mudah marah<br /><br />14. Cowok adalah makhluk yang simpel, mereka bukan tipikal yang selalu berharap dan berandai-andai<br /><br />15. Saat kamu membuat cowok jatuh cinta, selamanya dia tidak akan pernah melupakannya<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Sumber : twitter @semuabolehada </span>Anggita Nandya Yulandahttp://www.blogger.com/profile/09456790201430639543noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4423796535532184912.post-64762791960479352232010-04-26T06:53:00.007+07:002011-02-14T00:06:48.133+07:00NASKAH DRAMA<div align="center"><strong>hmm, ini naskah drama kelompok aku ! yg di buat oleh Ely Savitri :)<span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Smoga besok sukses nampil ny .....</span></strong><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div align="center"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div align="center"><span style="color:#ff0000;">** AKU BERPERAN SEBAGAI ROSE !<span style="font-size:100%;"><br /></span></span><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"></span><strong>APASIER KINGDOM<span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">(MOON – ROSE)</span></strong></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"> <em>Pada zaman dahulu kala, berdirilah sebuah kerajaan yang bernama “APASIER KINGDOM”. Di kerajaan ini tinggallah seorang pangeran yang baik dan tampan, namun pangeran tersebut belum mempunyai seorang kekasih. Pangeran tersebut bernama “Prince Stiller”. Prince Stiller sendiri mempunyai saudara perempuan yang bernama “Princess Lara”. Mereka hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan. Namun , Prince Stiller merasa ada sesuatu yang menjanggal dalam hidupnya, yaitu pendamping hidup.</em></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"><strong>Di aula kerajaan</strong></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Kak apa kau merasa ada yang kurang dalam hidupmu?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Aku tidak tahu, aku tidak merasa ada yang kurang, namun aku merasa ada sesuatu yang menjanggal dalam hidupku.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stilller : ”Jika boleh ku tahu apakah itu?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Kurasa kau tak perlu tahu , karena kau akan merasakan sendiri nanti. Kau akan menyadarinya adikku.” (Berlalu meninggalkan Stiller)</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"> </span><em>Ucapan Lara benar-benar membuat Stiller penasaran. Apa maksud dari kata-kata yang diucapkannya. Walaupun dia adalah seorang pangeran yang pandai tapi dia juga manusia biasa yang jauh dari kata sempurna. Dia juga ingin mengerti ucapan kakaknya.<span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"> Akhirnya, dia meluangkan waktu untuk menyendiri mengenal dirinya, merasakan apa yang mengganjal dalam hidupnya, apakah itu sama dengan kakaknya. Dia bertanya pada dirinya sendiri.</span></em></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Sebenarnya apa maksud ucapan Lara? Mengapa dia tidak memberitahuku? Sekarang apa yang harus aku lakukan? Apa yang sebenaranya ku rasakan? Apakah sama dengan Lara?”</span></div><div align="left"><em><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Terus berpikir sampai menemukan ide untuk dilakukan.</span></em><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span>Stiller : ”Ha...aku punya ide! Mungkin aku harus keluar dari kerajaan dan mencari tahu apa yang kurang dalam hidupku dan Lara. Mungkin begini lebih baik. Lagipula aku belum pernah melihat keadaan luar secara langsung, hanya mendengar laporan saja. Jadi sekaranglah saatnya aku tahu sekaligus memantau semua secara langsung.”<span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"><strong>KEESOKKAN HARINYA</strong></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"> Stiller menyamar menjadi pelayan agar bisa keluar dari istana. Stiller memakai baju pelayan yang lusuh, dan dia akhirnya bisa keluar dari istana. Dia terkejut melihat suasana di luar yang sangat berbeda dengan istana.</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"> Stiller : ”Ternyata benar-benar berbeda. Aku merasa bebas..., benar-benar bebas”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"> <em>(Berjalan di pinggir kerajaan menuju hsebuah taman. Melihat seorang gadis sedang memetik bunga. Stiller menghampirinya)</em></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"> Stiller : ”Permisi nona, apakah anda tahu, nama tempat ini apa?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"> Rose : ”Oh, anda mengejutkan saya.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Maafkan saya, saya tidak bermaksud seperti itu. Saya hanya ingin tahu, nama tempat ini apa ya?</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : ”Anda orang baru ya di sini? Inikan termasuk tempat yang terkenal, ya dikalangan kami sih, rakyat biasa. Ehm... nama tempat ini MOON-ROSE.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Kenapa diberi nama seperti itu? Apa tidak terlalu berlebihan, padahal tempat ini biasa saja, hanya ada bunga-bunga dan sebuah kolam kecil yang kurang terawat.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : ”Kurasa kau tidak mengerti. Benar-benar tidak mengerti. Menyebalkan!” (Berlalu meninggalkan Stiller).</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Eh, nona... nona... tunggu dulu, aku ingin tahu maksudmu.” (Mengejar tetapi percuma).</span></div><div align="left"><strong><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Pulang ke istana</span></strong><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><em><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">(Stiller duduk sendiri, menatap ke depan dengan tatapan hampa.)</span></em><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Stiller, apa yang sedang kau lakukan?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Hah, Lara. Kau mengejutkanku.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Apa yang sedang kau lakukan di sini?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Apa? Aku? Aku hanya ingin memandang ke luar saja, memangnya kenapa? Ada yang aneh?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Oh, tidak. Hanya saja dari pagi sampai sore tak kelihatan di istana dan malam duduk sendirian. Apa yang sedang kau pikirkan.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Aku? Apa? Aku tidak memikirkan apa-apa.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Jangan berbohong, aku tahu kau Stiller. Ceritakan apa yang terjadi, apa yang ada di pikiranmu?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Ehm, Lara. Kau kan sering ke luar istana. Apa kau tahu tempat yang bernama “Moon-Rose”?</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Oh, taman itu, memangnya kenapa?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Apa kau tahu arti dari Moon-Rse itu sendiri?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Aku kurang mengerti maksudnya , tapi aku tahu mengapa taman itu di beri nama Moon-Rose .”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Apa kau dapat menceritakannya kepada ku?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Baiklah. Akan ku ceritakan. Taman itu hanya taman biasa yang di tumbuhi bunga-bunga mawar dan ada sebuah kolam kecil, di tempat itu bertemu sepasang kekasih yang sangat berbeda jauh status ekonominya, seorang yang sangat kaya dan terkenal dengan seorang yang biasa dan sangat miskin. Cinta mereka tidak direstui , dan akhirnya si miskin menyerah. Dia menyadari keaadaan mereka yang terlampau jauh dari kata serasi. Tapi si kaya terus yakin bahwa mereka bisa bersatu bersama. Akhirnya, si kaya meyakinkan si miskin bahwa cinta mereka bisa bersatu. Lalu mereka berdua pergi ke taman yang biasa itu, mereka bergandengan tangan kemudian orang-orang yang berada di sekitar taman itu menghampiri mereka dan menyaksikan suatu yang menakjubkan. Pasangan itu menatap ke arah cahaya bulan dengan penuh harap, mereka memetik 2 tangkai bunga mawar, lalu menggenggamnya hingga tangan mereka meneteskan darah dan darah itu menetes ke dalam kolam. Tiba-tiba kolam itu bercahaya. Bagaikan cahaya bulan namun berwarna merah seperti merah mawar. Semua orang yang ada di tempat itu terkesima dan mereka semua bertepuk tangan, tersenyum, terharu, dan akhirnya cinta mereka berdua direstui dan taman itu diberi nama Moon-Rose.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Oh, begitu ceritanya , tapi apakah kamu tahu mengapa tempat itu sama sekali tidak terawat.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Ehm... gimana ya, kurang tahu juga, tapi setahuku orang-orang tidak percaya akan cerita itu, jadi mereka tidak peduli akan tempat itu, jadi gak terawat deh.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Tapi, masih ada seorang gadis yang peduli pada tempat itu.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Itu...hey...!!! Kau keluar istana ya? Ternyata seharian tidak kelihatan kamu pergi jalan-jalan keluar ya?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Aku?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Udah,kamu gak bisa ngelak, udah ketahuan...!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Iya, aku memang keluar, tapi hanya ingin melihat rakyatku.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Ah, sudahlah. Kalau kamu bilang ingin lebih dari itu juga tak apa, malah bagus.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Maksudmu?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Stiller...Stiller..kamu ini benar-benar bego atau cuma pura-pura sih? Kamu tuh sudah lama sendirian , kamu kesepian kan... itu yang kamu rasakan.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Apa itu yang kamu rasakan?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Balik nanya lagi! Eh, ngomong-ngomong, gadis yang barusan kamu bilang itu siapa?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Hah.? Oh...dia, dia, aku tidak tahu, aku baru mau menanyai namanya, dia sudah pergi.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Aku kira calon!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Calon apa?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Ah susah ngomong sama orang cupu seperti kamu.” (Pergi meninggalkan Stiller).</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Apa aku cupu?” (Menggaruk kepala)</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"> *****</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"> Disebuah rumah di pinggir daerah Apasier Kingdom, hidup sebuah keluarga dengan seorang ibu dan 2 orang anak perempuan. Ibunya bernama Levarda, dan nama kedua anaknya adalah Rose dan Lavender. Rose adalah gadis yang baik sedangkan lavender adalah gadis yang jahat.</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"> Di rumah Rose</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"> Lavender : ”Bu, makan malam kita mana? Aku udah laper, lama banget sih buat makanannya?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Levarda : ”Rose makanannya udah jadi belum? Lavender dah lama nunggu tu. Kamu ini bisa kerja gak sih, kerja kok lambat banget, dasar anak tak tahu diuntung.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : ”Maafkan aku, ini makanannya . aku benar –benar minta maaf membuat kalian lama menunggu.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lavender : ”Dari tadi kek, kayak gitu. Udah, kamu balik lagi ke dapur, buat selera orang hilang aja kalau kamu di sini terus.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : ”Baiklah Lavender. Selamat menikmati “ (Tersenyum dan kembali ke dapur)</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"> Begitulah Rose, dengan sikap dan sifatnya yang baik , tulus mencintai dan menyayangi keluarganaya.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span> *****<span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Keesokan hari di istana</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Stiller aku ingin kau ikut denganku ke suatu tempat.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Kemana? Mengapa aku harus ikut denganmu? Apa itu menguntungkanku?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Uh... jangan banyak tanya deh. Ikut aja denganku. Ini pasti sangat menguntungkanmu.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Pergi ke Moon-Rose</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Stiller, aku punya kejutan untukmu.!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Apa?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : ”Itu? (Sambil menunjuk ke arah seorang gadis)</span></div><div align="left"><em><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></em><span style="font-size:100%;">Stiller : ”Hah... nona yang waktu itu?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Rose!!!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Iya , Lara!!! Ah Lara , dia . . . .”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Stiller, Rose . Dia saudara ku . Stiller perkenalkan dirimu !”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Eh, aku ? Emm, aku … Aku Stiller, saudara Lara. Salam kenal! Dan kau ?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Oh , aku.. . Aku Rose. Aku teman Lara.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Teman ?? Jadi kalian sudah saling kenal ? Sejak kapan ?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Sejak kami kecil.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Jadi, sudah sangat lama. Lara ?? Mengapa kau tak pernah memberitahu aku hal ini ?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Mengapa aku harus memberitahumu?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Karena aku . . . aku. . . . ahh!!!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span>Lara : “Karena kau aneh! Sudahlah, lebih baik kalian berbincang-bincang dulu , ada yang ingin ku kerjakan, jadi aku harus pergi dan nanti aku kembali!!”<span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Kau mau pergi kemana?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Ah, tak usah banyak tanya, itu hal pribadi, OK! Jadi , bye-bye!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiler : “Hei, Lara!!! Huh , benar-benar anak yang aneh dan menyebalkan!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Tapi, dia seorang gadis yang baik dan cantik. Banyak orang yang menyuakinya.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Kecuali aku !! Dia suka seenaknya , benar-benar sangat menyebalkan!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Tapi , walaupun menyebalkan, dia tetap saja saudara yang peduli padamu. Dia ingin kau bahagia.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span>Stiller : ”Iya, kau benar. Dia ingin aku bahagia, tapi dia tak mengerti aku.”<span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;">Rose : “Kau lah yang tak mengerti dia, Stiller. Dia sangat-sangat mengerti padamu dan dia tahu apa yang harus dilakukannya.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Maksudmu?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Kau pasti akan tahu sendiri maksud dari kata-kata ku!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Heh? Wanita memang misterius.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Maksudmu??”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “ Wanita itu misterius,dari ibu, Lara , dan kau . Semuanya misterius.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Stiller, Stiller. Itu bukan misterius , tapi perasaanmu yang kurang peka, kau tidak mengerti apa yang ada dipikiran dan perasaannya. Jika kau bisa mengerti, aku yakin, kau tak akan mengatakan wanita itu misterius.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Tapi, bagaimana caranya?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Emm, apakah kau punya seseorang yang sangat kau cintai dan mencintaimu?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Emm, ada. Ibu ku.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : (Tertawa) “Bukan yang itu maksudku. Seseorang gadis yang kau cintai, calon istrimu.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Emm , aku tidak punya calon istri tapi ibuku sedang mencari yang pas , yang terbaik katanya. Tapi, aku punya seseorang yang selalu ada di dalam pikiranku.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Siapa gadis itu?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Emm , Aku tidak bisa mengatakannya. Aku takut , nanti perasaanku tak terbalas.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Kalau kau ingin dia membalas perasaanmu, maka kejarlah dia buktikan bahwa kau yang terbaik untuknya. Lakukan lah semua yang ingin kau lakukan, OK?” ( pergi meninggalkan stiller)</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Aku… . …..”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Hai stiller, mana Rose?? Aku baru selesai mengerjakan tugasku.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Tugasmu? Apa?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Rahasia! Gimana dengan Rose? Apa kau sudah mengungkapkan perasaan mu dengannya?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Itu, aku ragu. Ku rasa dia tidak menyukai ku.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Oh Stiller, hilangkan penyakit pesimis mu. Cobalah untuk berani dalam hal ini.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Tapi aku takut ia menolak ku.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Hmm.. Baiklah aku punya rencana.” (Berbisik ke Stiller)</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Apa kau yakin pasti berhasil?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span>Lara : “Seratus persen yakin.”<span style="font-size:100%;"><br /></span><strong><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Di Rumah Rose</span></strong><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span>(Tok… Tok… Tok)<span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Iya, sebentar! Owh, Stiller, ada apa? Darimana kau tahu rumahku?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Emm, aku. . . . . .”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Oh, maaf. Ayo silakan masuk.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Oh , terima kasih.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Jadi?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Aku tahu alamatmu dari Lara, dan aku kesini hanya untuk……</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lavender : “Oh Rose, mengapa ada tamu seperti ini tak kau sedikan makanan dan minuman? Ayo, cepat, ambilkan Rose biar aku yang menemani pangeran Stiller.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Oh, tidak usah. Tak perlu repot-repot.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lavender : “Tidak kok , tak merepotkan. Malah kami senang melayani anda. Ayo cepat Rose!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Baik Lavender.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lavender : “Jadi, ada maksud apa pangeran ke rumah kami yang kumuh ini ? Pasti ada sesuatu yang sangat penting ya? Tak mungkin orang seperti anda datang kesini langsung hanya untuk hal sepele, iya kan! Eh, tunggu sebentar, Ibu!!! Ada pangeran Stiller disini.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Levarda : “Oh yang mulia, suatu kehormatan bagi kami, anda mau mampir di rumah kami yang kumuh ini. Ada perlu apa ya?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Aku kesini untuk meminta izin anda nyonya, untuk melamar anak anda.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Levarda : “Oh pangeran, apakah Anda benar-benar serius? Atau hanya bercanda? Anakku ini dan kami semua hanya rakyat biasa, bagaimana anda bisa mau melamar anak saya yang sangat biasa ini? Iyakan Lavender?” (Lavender mengangguk)</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Oh, maaf nyonya, tapi bukan dia yang saya maksud . Saya ingin melamar Rose, dan berharap dia mau menjadi istri saya.</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Apa? Apa maksudmu?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Rose. . . . .”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lavender : “Apa maksud anda yang mulia? Anda bercandakan dengan kata-kata anda tadi?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Tidak! Aku serius . Jadi nyonya , tolong izinkan aku meminang Rose menjadi istriku.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Levarda : “Saya. . . .Saya boleh-boleh saja yang mulia, kalau anda ingin Rose menjadi istri anda, saya tidak bisa menolak.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Ibu! Apa maksud ibu?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Levarda : “Diamlah Rose!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lavender : “Ibu, mengapa ibu bilang begitu?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Levarda :“Kau juga Lavender!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Jadi?? Apa kalian semua perlu waktu untuk menjawabnya?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Levarda : “Kalau saya, saya setuju saja. Tapi Rose, apa kau perlu waktu untuk memikirkan jawabannya?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Itu, aku. . . . .”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Baiklah Rose, ku rasa kau perlu waktu. Jadi akan kuberikan waktu untukmu. Jawablah sesuai isi hatimu. Aku pergi dulu.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Esoknya</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Apa yang kau pikirkan Rose? Itu bukan hal yang sulit, kau tinggal bilang iya atau tidak. Tapi aku harus jawab apa ? Aku bingung banget. Oh tuhan tolonglah aku. Apa yang harus ku lakukan? Ikuti hatiku? Tapi kalau aku mengambil jalan yang salah, gimana? Aduh, aku jadi bingung.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Levarda : “Rose …Ada seseoarang yang ingin bertemu denganmu.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Siapa?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Levarda : “Cepatlah keluar, lihat sendiri siapa orang ini.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Baik, ( Rose menuju pintu depan) Oh Lara. Ada apa?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Rose.. Stiller. Kau harus ikut denganku sekarang.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Ada apa? Apa yang terjadi ?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Ikut saja denganku, kita harus cepat.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span>( Keduanya langsung pergi menemui Stiller di Moon-Rose )<span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;">Rose : “Stiller? Lara, apa yang terjadi , mengapa Stiller tidur disini?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Dia menunggumu, dia sakit . Rose, apa kau mau menikah dengan Stiller?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Aku. . .”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Jawablah Rose, ya atau tidak. Kau hanya perlu mengikuti hatimu.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Aku perlu waktu untuk berpikir lara.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Kau tak punya waktu Rose. Lihatlah Stiller sekarang, benar-benar menyedihkan!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Tapi aku…” </span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Cepatlah Rose, Jawablah apa yang kau ingin kau ucapkan.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Baiklah, Aku … Aku mau menikah dengan Stiller.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Benarkah? Tapi apa kau mau karena kasihan dia sakit atau kau benar-benar mencintainya?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Bukan karena dia sakit Lara, tapi karna aku mencintainya.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Benarkah ? Kalau begitu secepatnya kita akan menikah!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Stiller, kau ? Bukannya kau sakit?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Iya, aku memang sakit, aku sakit menunggumu terlalu lama. Jadi, beginilah. Tapi ini rencana Lara</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;">loh!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Lara, jadi kau ikut terlibat?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Sorry Rose, terpaksa. Tapi, akhirnya kalian bisa bersama juga, Hehehe.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose :</span><span style="font-size:100%;">“Aku benci kalian! Aku pergi!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Tunggu Rose, jangan marah begitulah , aku mencintaimu Rose. Aku minta maaf, caraku seperti ini. Tapi akhirnya kau menjawabku.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Lupakan kata-kataku tadi.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : Tak bisa, kata-kata itu sudah direkam dan takkan bisa dilupakan. Ada saksi. Ayolah Rose, maafkan aku.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Baiklah ku maafkan.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Jadi, apa kau mau menikah dengan ku?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Emmm, Stiller aku. .. tidak bisa. . . .. .”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Mengapa?? Apa aku melakukan kesalahan? Aku akan perbaiki semua Rose kalau kau mau menerimaku!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Stiller, aku belum selesai bicara. Aku ingin berkata bahwa aku tidak bisa menolakmu.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Jadi, kau menerimaku? Akhirnya. . . . .”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">( Terdengar suara tepuk tangan )</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Mery : “Owh, owh, Stiller . Kebahagiaan menghampirimu, ternyata kau sudah menemukan pendamping hidupmu. Tapi kebahagiiaan ini hanya sementara Stiller.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Apa maksudmu?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Mery : “Para mentri dan tertua telah memutuskan, pemimpin yang baru untuk kerajaan ini adalah aku. Menyedihkan ya, mengetahui kenyataan ini.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Aku tidak peduli!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Mery : “Owh, tidak Stiller, kau harus peduli, karena ini juga menyangkut kehidupanmu.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Apa maksudmu?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Mery : “Aku adalah pemimpin dari keluarga kerajaan juga dari kerajaan ini, jadi aku bisa memutuskan dan menentukan seseorang yang pantas menjadi anggota kerajaan yang baru.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Kurang ajar kau Mery!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Mery : “Owh , jangan bicara seperti itu di depan calon istrimu, tak sopan Stiller.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Kau benar-benar. . . .!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Mery : “Tunggulah Stiller, aku akan membuat hidupmu dan keluargamu menderita. Dan kau juga Lara.” </span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;">(Mery pergi meninggalkan mereka)</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Lara siapa dia?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Dia adalah anak dari selir ayah kami, Mary.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Apa dia punya kendali lebih di kerajaan?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Awalnya tidak. Tapi kini, kurasa iya. Apakah Stiller bisa menghadapi semua ini?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Stiller, apa kau baik-baik saja?” (Memegang bahu Stiller )</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Ya Rose, aku baik-baik saja. Ayo kita semua kembali ke istana.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;">( Pergi menuju istana bersama Rose dan Lara)</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Di Istana</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Apa yang terjadi?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Mery : “Aku sudah menunggumu dari tadi Stiller.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lavender : “Dan kau juga rose.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : ( Terkejut ) “Apa yang kau lakukan disini Lavender.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lavender : “Aku yang seharusnya bertanya seperti itu padamu. Apa yang kau lakukan disini?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Aku bersama Stiller dan Lara, jadi apa masalahmu jika aku ikut mereka ke sini?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Mery : “Owh, Owh, Owh…. Baik sekali dirimu membawa banyak penonton lagi Stiller. Mereka akan menjadi saksi siapa yang lebih pantas untuk menjadi Pemimpin di Apasier Kingdom ini.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Apa maksudmu?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Mery : “Ambil ini!” ( melmempar pedang kea rah stiller )</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Jangan – jangan kau ingin mengadu kekuatan dengan stiller? Apa itu tujuan mu?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Mery : “Tentu saja Lara. Kau benar-benar gadis yang pintar. Ayo Stiller, kita mulai!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">(Menyerang Stiller)</span></div><div align="left"><em><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></em><span style="font-size:100%;">Stiller : (Refleks menghindar, mengambil pedang lalu balik menyerang Mery )</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Mery : “Ayolah Stiller, apa hanya itu kemampuanmu? Tunjukan padaku kekuatanmu agar kau pantas disebut pemimpin.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">( Stiller dan Mery terus bertanding dan dalam satu kesempatan Stiller diserang sehingga pedangnya terlepas.Mery mengarahkan pedang ke leher Stiller kemudian menjauhkan pedangnya dari Stiller dan memberikan pedang yang terjatuh tadi kepada Stiller lagi, lalu mereka bertempur lagi )</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Sebenarnya apa yang kau inginkan?” (Menahan serangan Mery )</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Mery : “Aku ingin mengalahkanmu Stiller. Aku ingin kau mengakui kekuatanku.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">(Semua orang yang berada ditempat itu menyaksikan denganseksama, tak ada seorang pun yang berani ikut dalam pertempuran itu. Waktu berlalu, mereka masih tetap bertarung dan akhirnya Stiller dapat mengalahkan Mery, dan dia mengacungkan pedangnya tepat ke depan wajah Mery.)</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Sekarang kita bertukar posisi Mery, apa kau belum menyerah?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Mery : “Aku tak akan menyerah Stiller, lebih baik aku mati daripada mengaku kalah padamu.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Aku tidak ingin ada pertumpahan darah yang terjadi di kerajaan ini apalagi diantara saudara seperti kita ini.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Mery : “Bunuhlah aku!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Kau kalah. Bodoh, jika aku membunuh orang yang sudah kalah.” </span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;">(Berpaling dan melangkah meninggalkan Mery)</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Mery : (Mengambil pedang dan ingin menusuk Stiller)</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Stiller awas!” ( Berlari menuju Stiller dan tertusuk pedang )</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Tidak! Rose…!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Rose…!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Aku tidak akan memaafkanmu!” </span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “TIdak Stiller!! Hentikan !! Percuma...”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Mery : (Tertawa) “Ayo Stiller, bunuh aku!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : (Langsung menghampiri Rose yang terbaring tak berdaya) “Rose, bangun Rose, bangunlah! Jangan tinggalkan aku!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lavender : </span><em><span style="font-size:100%;">(Berlari, lalu membaringkan Rose ke pangkuannya </span></em><span style="font-size:100%;">)</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Stiller, maafkan aku , aku tidak bisa menepati janjiku.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Rose , jangan bicara begitu. Kau harus menepati janji , kau harus hidup untukku.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Lavender, maafkan aku.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lavender : “Untuk apa Rose?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Maafkan semua kesalahanku.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lavender : “Tidak Rose, bukan salahmu, kau tak pernah melakukan kesalahan. Akulah yang selalu berbuat salah. Maafkan aku Rose.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Levarda : “Iya Rose, maafkan ibu. Maafkan sikap ibu yang tidak baik padamu. Ibu menyayangimu.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lavender : “Ibu, kapan ibu datang?”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Levarda : “Ibu sudah dari tadi disini, Ibu menyaksikan semua.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Ibu, aku juga menyayangimu.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Stiller, aku akan mengurusnya. Aku akan pergi membawanya ke tahanan. Ayo cepat!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Mery : “Kau kalah Stiller. Kau gagal. Kau hancur!” (Tertawa puas)</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Terserah kau Lara. Berikan apa yang pantas ia dapatkan!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lara : “Baiklah Stiller.” (Pergi membawa Mery)</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Rose!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Stiller, aku tidak dapat bertahan lagi. Maafkan aku. Aku mencintaimu.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Aku juga mencintaimu Rose. Bertahanlah Rose. Bertahan demi cinta kita!”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Rose : “Stiller, maaf. Selamat tinggal.” (Menghembuskan nafas terakhir )</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : “Rose! Rose! Rose! Bangun Rose , Bangun!” (Menguncang-nguncang tubuh Rose, tapi tak ada reaksi)</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Lavender : ”Dia pergi, dia sudah pergi! ( Menangis )</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Levarda : “Rose…(Menangis)</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;">Stiller : (Tertunduk menatap wajah Rose yang tak bernyawa lagi, lalu menarik nafas) “Rose, walaupun kita berpisah ruang dan waktu, tapi hatiku hanya untukmu dan selalu untukmu. Di Moon-Rose cinta kita akan selalu menyatu. Aku janji Rose, aku akan menjaga cinta kita.”</span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span><em><span style="font-size:100%;">Akhirnya , Stiller hidup tanpa Rose dan terus menjaga cintanya hanya untuk Rose.</span></em></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><span style="font-size:100%;"><br /></span></div><div align="left"><span style="font-size:100%;"></span><strong><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:100%;"> </span><span style="font-size:100%;">THE END</span></strong><span style="font-size:100%;"><br /></span><span style="font-size:85%;"><br /> </span></div>Anggita Nandya Yulandahttp://www.blogger.com/profile/09456790201430639543noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4423796535532184912.post-38325856990386974032010-04-05T10:07:00.001+07:002011-01-20T12:13:48.426+07:00LUCKY - JASON MRAZDo you hear me,<br />I’m talking to you<br />Across the water across the deep blue ocean<br />Under the open sky, oh my, baby I’m trying<br />Boy I hear you in my dreams<br />I feel your whisper across the sea<br />I keep you with me in my heart<br />You make it easier when life gets hard<br /><br />I’m lucky I’m in love with my best friend<br />Lucky to have been where I have been<br />Lucky to be coming home again<br />Ooohh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh<br /><br />They don’t know how long it takes<br />Waiting for a love like this<br />Every time we say goodbye<br />I wish we had one more kiss<br />I’ll wait for you I promise you, I will<br /><br />I’m lucky I’m in love with my best friend<br />Lucky to have been where I have been<br />Lucky to be coming home again<br />Lucky we’re in love every way<br />Lucky to have stayed where we have stayed<br />Lucky to be coming home someday<br /><br />And so I’m sailing through the sea<br />To an island where we’ll meet<br />You’ll hear the music fill the air<br />I’ll put a flower in your hair<br />Though the breezes through trees<br />Move so pretty you’re all I see<br />As the world keeps spinning round<br />You hold me right here right now<br /><br />I’m lucky I’m in love with my best boyfriend<br />Lucky to have been where I have been<br />Lucky to be coming home again<br />I’m lucky we’re in love every way<br />Lucky to have stayed where we have stayed<br />Lucky to be coming home somedayAnggita Nandya Yulandahttp://www.blogger.com/profile/09456790201430639543noreply@blogger.com0