Senin, 26 April 2010

NASKAH DRAMA

hmm, ini naskah drama kelompok aku ! yg di buat oleh Ely Savitri :)
Smoga besok sukses nampil ny .....


** AKU BERPERAN SEBAGAI ROSE !

APASIER KINGDOM
(MOON – ROSE)

Pada zaman dahulu kala, berdirilah sebuah kerajaan yang bernama “APASIER KINGDOM”. Di kerajaan ini tinggallah seorang pangeran yang baik dan tampan, namun pangeran tersebut belum mempunyai seorang kekasih. Pangeran tersebut bernama “Prince Stiller”. Prince Stiller sendiri mempunyai saudara perempuan yang bernama “Princess Lara”. Mereka hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan. Namun , Prince Stiller merasa ada sesuatu yang menjanggal dalam hidupnya, yaitu pendamping hidup.

Di aula kerajaan

Stiller : ”Kak apa kau merasa ada yang kurang dalam hidupmu?”

Lara : ”Aku tidak tahu, aku tidak merasa ada yang kurang, namun aku merasa ada sesuatu yang menjanggal dalam hidupku.”

Stilller : ”Jika boleh ku tahu apakah itu?”

Lara : ”Kurasa kau tak perlu tahu , karena kau akan merasakan sendiri nanti. Kau akan menyadarinya adikku.” (Berlalu meninggalkan Stiller)

Ucapan Lara benar-benar membuat Stiller penasaran. Apa maksud dari kata-kata yang diucapkannya. Walaupun dia adalah seorang pangeran yang pandai tapi dia juga manusia biasa yang jauh dari kata sempurna. Dia juga ingin mengerti ucapan kakaknya.
Akhirnya, dia meluangkan waktu untuk menyendiri mengenal dirinya, merasakan apa yang mengganjal dalam hidupnya, apakah itu sama dengan kakaknya. Dia bertanya pada dirinya sendiri.

Stiller : ”Sebenarnya apa maksud ucapan Lara? Mengapa dia tidak memberitahuku? Sekarang apa yang harus aku lakukan? Apa yang sebenaranya ku rasakan? Apakah sama dengan Lara?”

Terus berpikir sampai menemukan ide untuk dilakukan.


Stiller : ”Ha...aku punya ide! Mungkin aku harus keluar dari kerajaan dan mencari tahu apa yang kurang dalam hidupku dan Lara. Mungkin begini lebih baik. Lagipula aku belum pernah melihat keadaan luar secara langsung, hanya mendengar laporan saja. Jadi sekaranglah saatnya aku tahu sekaligus memantau semua secara langsung.”


KEESOKKAN HARINYA

Stiller menyamar menjadi pelayan agar bisa keluar dari istana. Stiller memakai baju pelayan yang lusuh, dan dia akhirnya bisa keluar dari istana. Dia terkejut melihat suasana di luar yang sangat berbeda dengan istana.

Stiller : ”Ternyata benar-benar berbeda. Aku merasa bebas..., benar-benar bebas”

(Berjalan di pinggir kerajaan menuju hsebuah taman. Melihat seorang gadis sedang memetik bunga. Stiller menghampirinya)

Stiller : ”Permisi nona, apakah anda tahu, nama tempat ini apa?”

Rose : ”Oh, anda mengejutkan saya.”

Stiller : ”Maafkan saya, saya tidak bermaksud seperti itu. Saya hanya ingin tahu, nama tempat ini apa ya?

Rose : ”Anda orang baru ya di sini? Inikan termasuk tempat yang terkenal, ya dikalangan kami sih, rakyat biasa. Ehm... nama tempat ini MOON-ROSE.”

Stiller : ”Kenapa diberi nama seperti itu? Apa tidak terlalu berlebihan, padahal tempat ini biasa saja, hanya ada bunga-bunga dan sebuah kolam kecil yang kurang terawat.”

Rose : ”Kurasa kau tidak mengerti. Benar-benar tidak mengerti. Menyebalkan!” (Berlalu meninggalkan Stiller).

Stiller : ”Eh, nona... nona... tunggu dulu, aku ingin tahu maksudmu.” (Mengejar tetapi percuma).

Pulang ke istana


(Stiller duduk sendiri, menatap ke depan dengan tatapan hampa.)


Lara : ”Stiller, apa yang sedang kau lakukan?”

Stiller : ”Hah, Lara. Kau mengejutkanku.”

Lara : ”Apa yang sedang kau lakukan di sini?”

Stiller : ”Apa? Aku? Aku hanya ingin memandang ke luar saja, memangnya kenapa? Ada yang aneh?”

Lara : ”Oh, tidak. Hanya saja dari pagi sampai sore tak kelihatan di istana dan malam duduk sendirian. Apa yang sedang kau pikirkan.”

Stiller : ”Aku? Apa? Aku tidak memikirkan apa-apa.”

Lara : ”Jangan berbohong, aku tahu kau Stiller. Ceritakan apa yang terjadi, apa yang ada di pikiranmu?”

Stiller : ”Ehm, Lara. Kau kan sering ke luar istana. Apa kau tahu tempat yang bernama “Moon-Rose”?
 
Lara : ”Oh, taman itu, memangnya kenapa?”

Stiller : ”Apa kau tahu arti dari Moon-Rse itu sendiri?”

Lara : ”Aku kurang mengerti maksudnya , tapi aku tahu mengapa taman itu di beri nama Moon-Rose .”

Stiller : ”Apa kau dapat menceritakannya kepada ku?”

Lara : ”Baiklah. Akan ku ceritakan. Taman itu hanya taman biasa yang di tumbuhi bunga-bunga mawar dan ada sebuah kolam kecil, di tempat itu bertemu sepasang kekasih yang sangat berbeda jauh status ekonominya, seorang yang sangat kaya dan terkenal dengan seorang yang biasa dan sangat miskin. Cinta mereka tidak direstui , dan akhirnya si miskin menyerah. Dia menyadari keaadaan mereka yang terlampau jauh dari kata serasi. Tapi si kaya terus yakin bahwa mereka bisa bersatu bersama. Akhirnya, si kaya meyakinkan si miskin bahwa cinta mereka bisa bersatu. Lalu mereka berdua pergi ke taman yang biasa itu, mereka bergandengan tangan kemudian orang-orang yang berada di sekitar taman itu menghampiri mereka dan menyaksikan suatu yang menakjubkan. Pasangan itu menatap ke arah cahaya bulan dengan penuh harap, mereka memetik 2 tangkai bunga mawar, lalu menggenggamnya hingga tangan mereka meneteskan darah dan darah itu menetes ke dalam kolam. Tiba-tiba kolam itu bercahaya. Bagaikan cahaya bulan namun berwarna merah seperti merah mawar. Semua orang yang ada di tempat itu terkesima dan mereka semua bertepuk tangan, tersenyum, terharu, dan akhirnya cinta mereka berdua direstui dan taman itu diberi nama Moon-Rose.”

Stiller : ”Oh, begitu ceritanya , tapi apakah kamu tahu mengapa tempat itu sama sekali tidak terawat.”

Lara : ”Ehm... gimana ya, kurang tahu juga, tapi setahuku orang-orang tidak percaya akan cerita itu, jadi mereka tidak peduli akan tempat itu, jadi gak terawat deh.”

Stiller : ”Tapi, masih ada seorang gadis yang peduli pada tempat itu.”

Lara : ”Itu...hey...!!! Kau keluar istana ya? Ternyata seharian tidak kelihatan kamu pergi jalan-jalan keluar ya?”

Stiller : ”Aku?”

Lara : ”Udah,kamu gak bisa ngelak, udah ketahuan...!”

Stiller : ”Iya, aku memang keluar, tapi hanya ingin melihat rakyatku.”

Lara : ”Ah, sudahlah. Kalau kamu bilang ingin lebih dari itu juga tak apa, malah bagus.”

Stiller : ”Maksudmu?”

Lara : ”Stiller...Stiller..kamu ini benar-benar bego atau cuma pura-pura sih? Kamu tuh sudah lama sendirian , kamu kesepian kan... itu yang kamu rasakan.”

Stiller : ”Apa itu yang kamu rasakan?”

Lara : ”Balik nanya lagi! Eh, ngomong-ngomong, gadis yang barusan kamu bilang itu siapa?”

Stiller : ”Hah.? Oh...dia, dia, aku tidak tahu, aku baru mau menanyai namanya, dia sudah pergi.”

Lara : ”Aku kira calon!”

Stiller : ”Calon apa?”

Lara : ”Ah susah ngomong sama orang cupu seperti kamu.” (Pergi meninggalkan Stiller).

Stiller : ”Apa aku cupu?” (Menggaruk kepala)


                                                                                                            *****

Disebuah rumah di pinggir daerah Apasier Kingdom, hidup sebuah keluarga dengan seorang ibu dan 2 orang anak perempuan. Ibunya bernama Levarda, dan nama kedua anaknya adalah Rose dan Lavender. Rose adalah gadis yang baik sedangkan lavender adalah gadis yang jahat.

Di rumah Rose

Lavender : ”Bu, makan malam kita mana? Aku udah laper, lama banget sih buat makanannya?”

Levarda : ”Rose makanannya udah jadi belum? Lavender dah lama nunggu tu. Kamu ini bisa kerja gak sih, kerja kok lambat banget, dasar anak tak tahu diuntung.”

Rose : ”Maafkan aku, ini makanannya . aku benar –benar minta maaf membuat kalian lama menunggu.”

Lavender : ”Dari tadi kek, kayak gitu. Udah, kamu balik lagi ke dapur, buat selera orang hilang aja kalau kamu di sini terus.”

Rose : ”Baiklah Lavender. Selamat menikmati “ (Tersenyum dan kembali ke dapur)

Begitulah Rose, dengan sikap dan sifatnya yang baik , tulus mencintai dan menyayangi keluarganaya.”


                                                                                                                        *****
Keesokan hari di istana

Lara : ”Stiller aku ingin kau ikut denganku ke suatu tempat.”

Stiller : ”Kemana? Mengapa aku harus ikut denganmu? Apa itu menguntungkanku?”

Lara : ”Uh... jangan banyak tanya deh. Ikut aja denganku. Ini pasti sangat menguntungkanmu.”

Pergi ke Moon-Rose

Lara : ”Stiller, aku punya kejutan untukmu.!”

Stiller : ”Apa?”

Lara : ”Itu? (Sambil menunjuk ke arah seorang gadis)

Stiller : ”Hah... nona yang waktu itu?”

Lara : “Rose!!!”

Rose : “Iya , Lara!!! Ah Lara , dia . . . .”

Lara : “Stiller, Rose . Dia saudara ku . Stiller perkenalkan dirimu !”

Stiller : “Eh, aku ? Emm, aku … Aku Stiller, saudara Lara. Salam kenal! Dan kau ?”

Rose : “Oh , aku.. . Aku Rose. Aku teman Lara.”

Stiller : “Teman ?? Jadi kalian sudah saling kenal ? Sejak kapan ?”

Rose : “Sejak kami kecil.”

Stiller : “Jadi, sudah sangat lama. Lara ?? Mengapa kau tak pernah memberitahu aku hal ini ?”

Lara : “Mengapa aku harus memberitahumu?”

Stiller : “Karena aku . . . aku. . . . ahh!!!”

Lara : “Karena kau aneh! Sudahlah, lebih baik kalian berbincang-bincang dulu , ada yang ingin ku kerjakan, jadi aku harus pergi dan nanti aku kembali!!”
Rose : “Kau mau pergi kemana?”

Lara : “Ah, tak usah banyak tanya, itu hal pribadi, OK! Jadi , bye-bye!”

Stiler : “Hei, Lara!!! Huh , benar-benar anak yang aneh dan menyebalkan!”

Rose : “Tapi, dia seorang gadis yang baik dan cantik. Banyak orang yang menyuakinya.”

Stiller : “Kecuali aku !! Dia suka seenaknya , benar-benar sangat menyebalkan!”

Rose : “Tapi , walaupun menyebalkan, dia tetap saja saudara yang peduli padamu. Dia ingin kau bahagia.”

Stiller : ”Iya, kau benar. Dia ingin aku bahagia, tapi dia tak mengerti aku.”

Rose : “Kau lah yang tak mengerti dia, Stiller. Dia sangat-sangat mengerti padamu dan dia tahu apa yang harus dilakukannya.”

Stiller : “Maksudmu?”

Rose : “Kau pasti akan tahu sendiri maksud dari kata-kata ku!”

Stiller : “Heh? Wanita memang misterius.”

Rose : “Maksudmu??”

Stiller : “ Wanita itu misterius,dari ibu, Lara , dan kau . Semuanya misterius.”

Rose : “Stiller, Stiller. Itu bukan misterius , tapi perasaanmu yang kurang peka, kau tidak mengerti apa yang ada dipikiran dan perasaannya. Jika kau bisa mengerti, aku yakin, kau tak akan mengatakan wanita itu misterius.”

Stiller : “Tapi, bagaimana caranya?”

Rose : “Emm, apakah kau punya seseorang yang sangat kau cintai dan mencintaimu?”

Stiller : “Emm, ada. Ibu ku.”

Rose : (Tertawa) “Bukan yang itu maksudku. Seseorang gadis yang kau cintai, calon istrimu.”

Stiller : “Emm , aku tidak punya calon istri tapi ibuku sedang mencari yang pas , yang terbaik katanya. Tapi, aku punya seseorang yang selalu ada di dalam pikiranku.”

Rose : “Siapa gadis itu?”

Stiller : “Emm , Aku tidak bisa mengatakannya. Aku takut , nanti perasaanku tak terbalas.”

Rose : “Kalau kau ingin dia membalas perasaanmu, maka kejarlah dia buktikan bahwa kau yang terbaik untuknya. Lakukan lah semua yang ingin kau lakukan, OK?” ( pergi meninggalkan stiller)

Stiller : “Aku… . …..”

Lara : “Hai stiller, mana Rose?? Aku baru selesai mengerjakan tugasku.”

Stiller : “Tugasmu? Apa?”

Lara : “Rahasia! Gimana dengan Rose? Apa kau sudah mengungkapkan perasaan mu dengannya?”

Stiller : “Itu, aku ragu. Ku rasa dia tidak menyukai ku.”

Lara : “Oh Stiller, hilangkan penyakit pesimis mu. Cobalah untuk berani dalam hal ini.”

Stiller : “Tapi aku takut ia menolak ku.”

Lara : “Hmm.. Baiklah aku punya rencana.” (Berbisik ke Stiller)

Stiller : “Apa kau yakin pasti berhasil?”

Lara : “Seratus persen yakin.”

Di Rumah Rose


(Tok… Tok… Tok)
Rose : “Iya, sebentar! Owh, Stiller, ada apa? Darimana kau tahu rumahku?”

Stiller : “Emm, aku. . . . . .”

Rose : “Oh, maaf. Ayo silakan masuk.”

Stiller : “Oh , terima kasih.”

Rose : “Jadi?”

Stiller : “Aku tahu alamatmu dari Lara, dan aku kesini hanya untuk……

Lavender : “Oh Rose, mengapa ada tamu seperti ini tak kau sedikan makanan dan minuman? Ayo, cepat, ambilkan Rose biar aku yang menemani pangeran Stiller.”

Stiller : “Oh, tidak usah. Tak perlu repot-repot.”

Lavender : “Tidak kok , tak merepotkan. Malah kami senang melayani anda. Ayo cepat Rose!”

Rose : “Baik Lavender.”

Lavender : “Jadi, ada maksud apa pangeran ke rumah kami yang kumuh ini ? Pasti ada sesuatu yang sangat penting ya? Tak mungkin orang seperti anda datang kesini langsung hanya untuk hal sepele, iya kan! Eh, tunggu sebentar, Ibu!!! Ada pangeran Stiller disini.”

Levarda : “Oh yang mulia, suatu kehormatan bagi kami, anda mau mampir di rumah kami yang kumuh ini. Ada perlu apa ya?”

Stiller : “Aku kesini untuk meminta izin anda nyonya, untuk melamar anak anda.”

Levarda : “Oh pangeran, apakah Anda benar-benar serius? Atau hanya bercanda? Anakku ini dan kami semua hanya rakyat biasa, bagaimana anda bisa mau melamar anak saya yang sangat biasa ini? Iyakan Lavender?” (Lavender mengangguk)

Stiller : “Oh, maaf nyonya, tapi bukan dia yang saya maksud . Saya ingin melamar Rose, dan berharap dia mau menjadi istri saya.

Rose : “Apa? Apa maksudmu?”

Stiller : “Rose. . . . .”

Lavender : “Apa maksud anda yang mulia? Anda bercandakan dengan kata-kata anda tadi?”

Stiller : “Tidak! Aku serius . Jadi nyonya , tolong izinkan aku meminang Rose menjadi istriku.”

Levarda : “Saya. . . .Saya boleh-boleh saja yang mulia, kalau anda ingin Rose menjadi istri anda, saya tidak bisa menolak.”

Rose : “Ibu! Apa maksud ibu?”

Levarda : “Diamlah Rose!”

Lavender : “Ibu, mengapa ibu bilang begitu?”

Levarda :“Kau juga Lavender!”

Stiller : “Jadi?? Apa kalian semua perlu waktu untuk menjawabnya?”

Levarda : “Kalau saya, saya setuju saja. Tapi Rose, apa kau perlu waktu untuk memikirkan jawabannya?”

Rose : “Itu, aku. . . . .”

Stiller : “Baiklah Rose, ku rasa kau perlu waktu. Jadi akan kuberikan waktu untukmu. Jawablah sesuai isi hatimu. Aku pergi dulu.”

Esoknya

Rose : “Apa yang kau pikirkan Rose? Itu bukan hal yang sulit, kau tinggal bilang iya atau tidak. Tapi aku harus jawab apa ? Aku bingung banget. Oh tuhan tolonglah aku. Apa yang harus ku lakukan? Ikuti hatiku? Tapi kalau aku mengambil jalan yang salah, gimana? Aduh, aku jadi bingung.”

Levarda : “Rose …Ada seseoarang yang ingin bertemu denganmu.”

Rose : “Siapa?”

Levarda : “Cepatlah keluar, lihat sendiri siapa orang ini.”

Rose : “Baik, ( Rose menuju pintu depan) Oh Lara. Ada apa?”

Lara : “Rose.. Stiller. Kau harus ikut denganku sekarang.”

Rose : “Ada apa? Apa yang terjadi ?”

Lara : “Ikut saja denganku, kita harus cepat.”

( Keduanya langsung pergi menemui Stiller di Moon-Rose )

Rose : “Stiller? Lara, apa yang terjadi , mengapa Stiller tidur disini?”

Lara : “Dia menunggumu, dia sakit . Rose, apa kau mau menikah dengan Stiller?”

Rose : “Aku. . .”

Lara : “Jawablah Rose, ya atau tidak. Kau hanya perlu mengikuti hatimu.”

Rose : “Aku perlu waktu untuk berpikir lara.”

Lara : “Kau tak punya waktu Rose. Lihatlah Stiller sekarang, benar-benar menyedihkan!”

Rose : “Tapi aku…”

Lara : “Cepatlah Rose, Jawablah apa yang kau ingin kau ucapkan.”

Rose : “Baiklah, Aku … Aku mau menikah dengan Stiller.”

Lara : “Benarkah? Tapi apa kau mau karena kasihan dia sakit atau kau benar-benar mencintainya?”

Rose : “Bukan karena dia sakit Lara, tapi karna aku mencintainya.”

Stiller : “Benarkah ? Kalau begitu secepatnya kita akan menikah!”

Rose : “Stiller, kau ? Bukannya kau sakit?”

Stiller : “Iya, aku memang sakit, aku sakit menunggumu terlalu lama. Jadi, beginilah. Tapi ini rencana Lara
loh!”

Rose : “Lara, jadi kau ikut terlibat?”

Lara : “Sorry Rose, terpaksa. Tapi, akhirnya kalian bisa bersama juga, Hehehe.”

Rose :“Aku benci kalian! Aku pergi!”

Stiller : “Tunggu Rose, jangan marah begitulah , aku mencintaimu Rose. Aku minta maaf, caraku seperti ini. Tapi akhirnya kau menjawabku.”

Rose : “Lupakan kata-kataku tadi.”

Stiller : Tak bisa, kata-kata itu sudah direkam dan takkan bisa dilupakan. Ada saksi. Ayolah Rose, maafkan aku.”

Rose : “Baiklah ku maafkan.”

Stiller : “Jadi, apa kau mau menikah dengan ku?”

Rose : “Emmm, Stiller aku. .. tidak bisa. . . .. .”

Stiller : “Mengapa?? Apa aku melakukan kesalahan? Aku akan perbaiki semua Rose kalau kau mau menerimaku!”

Rose : “Stiller, aku belum selesai bicara. Aku ingin berkata bahwa aku tidak bisa menolakmu.”

Stiller : “Jadi, kau menerimaku? Akhirnya. . . . .”

( Terdengar suara tepuk tangan )


Mery : “Owh, owh, Stiller . Kebahagiaan menghampirimu, ternyata kau sudah menemukan pendamping hidupmu. Tapi kebahagiiaan ini hanya sementara Stiller.”

Stiller : “Apa maksudmu?”

Mery : “Para mentri dan tertua telah memutuskan, pemimpin yang baru untuk kerajaan ini adalah aku. Menyedihkan ya, mengetahui kenyataan ini.”

Stiller : “Aku tidak peduli!”

Mery : “Owh, tidak Stiller, kau harus peduli, karena ini juga menyangkut kehidupanmu.”

Stiller : “Apa maksudmu?”

Mery : “Aku adalah pemimpin dari keluarga kerajaan juga dari kerajaan ini, jadi aku bisa memutuskan dan menentukan seseorang yang pantas menjadi anggota kerajaan yang baru.”

Stiller : “Kurang ajar kau Mery!”

Mery : “Owh , jangan bicara seperti itu di depan calon istrimu, tak sopan Stiller.”

Stiller : “Kau benar-benar. . . .!”

Mery : “Tunggulah Stiller, aku akan membuat hidupmu dan keluargamu menderita. Dan kau juga Lara.”

(Mery pergi meninggalkan mereka)

Rose : “Lara siapa dia?”

Lara : “Dia adalah anak dari selir ayah kami, Mary.”

Rose : “Apa dia punya kendali lebih di kerajaan?”

Lara : “Awalnya tidak. Tapi kini, kurasa iya. Apakah Stiller bisa menghadapi semua ini?”

Rose : “Stiller, apa kau baik-baik saja?” (Memegang bahu Stiller )

Stiller : “Ya Rose, aku baik-baik saja. Ayo kita semua kembali ke istana.”

( Pergi menuju istana bersama Rose dan Lara)

Di Istana

Stiller : “Apa yang terjadi?”

Mery : “Aku sudah menunggumu dari tadi Stiller.”

Lavender : “Dan kau juga rose.”

Rose : ( Terkejut ) “Apa yang kau lakukan disini Lavender.”

Lavender : “Aku yang seharusnya bertanya seperti itu padamu. Apa yang kau lakukan disini?”

Rose : “Aku bersama Stiller dan Lara, jadi apa masalahmu jika aku ikut mereka ke sini?”

Mery : “Owh, Owh, Owh…. Baik sekali dirimu membawa banyak penonton lagi Stiller. Mereka akan menjadi saksi siapa yang lebih pantas untuk menjadi Pemimpin di Apasier Kingdom ini.”

Stiller : “Apa maksudmu?”

Mery : “Ambil ini!” ( melmempar pedang kea rah stiller )

Lara : “Jangan – jangan kau ingin mengadu kekuatan dengan stiller? Apa itu tujuan mu?”

Mery : “Tentu saja Lara. Kau benar-benar gadis yang pintar. Ayo Stiller, kita mulai!”

(Menyerang Stiller)

Stiller : (Refleks menghindar, mengambil pedang lalu balik menyerang Mery )

Mery : “Ayolah Stiller, apa hanya itu kemampuanmu? Tunjukan padaku kekuatanmu agar kau pantas disebut pemimpin.”

( Stiller dan Mery terus bertanding dan dalam satu kesempatan Stiller diserang sehingga pedangnya terlepas.Mery mengarahkan pedang ke leher Stiller kemudian menjauhkan pedangnya dari Stiller dan memberikan pedang yang terjatuh tadi kepada Stiller lagi, lalu mereka bertempur lagi )

Stiller : “Sebenarnya apa yang kau inginkan?” (Menahan serangan Mery )

Mery : “Aku ingin mengalahkanmu Stiller. Aku ingin kau mengakui kekuatanku.”

(Semua orang yang berada ditempat itu menyaksikan denganseksama, tak ada seorang pun yang berani ikut dalam pertempuran itu. Waktu berlalu, mereka masih tetap bertarung dan akhirnya Stiller dapat mengalahkan Mery, dan dia mengacungkan pedangnya tepat ke depan wajah Mery.)

Stiller : “Sekarang kita bertukar posisi Mery, apa kau belum menyerah?”

Mery : “Aku tak akan menyerah Stiller, lebih baik aku mati daripada mengaku kalah padamu.”

Stiller : “Aku tidak ingin ada pertumpahan darah yang terjadi di kerajaan ini apalagi diantara saudara seperti kita ini.”

Mery : “Bunuhlah aku!”

Stiller : “Kau kalah. Bodoh, jika aku membunuh orang yang sudah kalah.”
(Berpaling dan melangkah meninggalkan Mery)

Mery : (Mengambil pedang dan ingin menusuk Stiller)

Rose : “Stiller awas!” ( Berlari menuju Stiller dan tertusuk pedang )

Stiller : “Tidak! Rose…!”

Lara : “Rose…!”

Stiller : “Aku tidak akan memaafkanmu!”

Lara : “TIdak Stiller!! Hentikan !! Percuma...”

Mery : (Tertawa) “Ayo Stiller, bunuh aku!”

Stiller : (Langsung menghampiri Rose yang terbaring tak berdaya) “Rose, bangun Rose, bangunlah! Jangan tinggalkan aku!”

Lavender : (Berlari, lalu membaringkan Rose ke pangkuannya )

Rose : “Stiller, maafkan aku , aku tidak bisa menepati janjiku.”

Stiller : “Rose , jangan bicara begitu. Kau harus menepati janji , kau harus hidup untukku.”

Rose : “Lavender, maafkan aku.”

Lavender : “Untuk apa Rose?”

Rose : “Maafkan semua kesalahanku.”

Lavender : “Tidak Rose, bukan salahmu, kau tak pernah melakukan kesalahan. Akulah yang selalu berbuat salah. Maafkan aku Rose.”

Levarda : “Iya Rose, maafkan ibu. Maafkan sikap ibu yang tidak baik padamu. Ibu menyayangimu.”

Lavender : “Ibu, kapan ibu datang?”

Levarda : “Ibu sudah dari tadi disini, Ibu menyaksikan semua.”

Rose : “Ibu, aku juga menyayangimu.”

Lara : “Stiller, aku akan mengurusnya. Aku akan pergi membawanya ke tahanan. Ayo cepat!”

Mery : “Kau kalah Stiller. Kau gagal. Kau hancur!” (Tertawa puas)

Stiller : “Terserah kau Lara. Berikan apa yang pantas ia dapatkan!”

Lara : “Baiklah Stiller.” (Pergi membawa Mery)

Stiller : “Rose!”

Rose : “Stiller, aku tidak dapat bertahan lagi. Maafkan aku. Aku mencintaimu.”

Stiller : “Aku juga mencintaimu Rose. Bertahanlah Rose. Bertahan demi cinta kita!”

Rose : “Stiller, maaf. Selamat tinggal.” (Menghembuskan nafas terakhir )

Stiller : “Rose! Rose! Rose! Bangun Rose , Bangun!” (Menguncang-nguncang tubuh Rose, tapi tak ada reaksi)

Lavender : ”Dia pergi, dia sudah pergi! ( Menangis )

Levarda : “Rose…(Menangis)

Stiller : (Tertunduk menatap wajah Rose yang tak bernyawa lagi, lalu menarik nafas) “Rose, walaupun kita berpisah ruang dan waktu, tapi hatiku hanya untukmu dan selalu untukmu. Di Moon-Rose cinta kita akan selalu menyatu. Aku janji Rose, aku akan menjaga cinta kita.”

Akhirnya , Stiller hidup tanpa Rose dan terus menjaga cintanya hanya untuk Rose.


                     THE END


Senin, 05 April 2010

LUCKY - JASON MRAZ

Do you hear me,
I’m talking to you
Across the water across the deep blue ocean
Under the open sky, oh my, baby I’m trying
Boy I hear you in my dreams
I feel your whisper across the sea
I keep you with me in my heart
You make it easier when life gets hard

I’m lucky I’m in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Ooohh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh

They don’t know how long it takes
Waiting for a love like this
Every time we say goodbye
I wish we had one more kiss
I’ll wait for you I promise you, I will

I’m lucky I’m in love with my best friend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
Lucky we’re in love every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday

And so I’m sailing through the sea
To an island where we’ll meet
You’ll hear the music fill the air
I’ll put a flower in your hair
Though the breezes through trees
Move so pretty you’re all I see
As the world keeps spinning round
You hold me right here right now

I’m lucky I’m in love with my best boyfriend
Lucky to have been where I have been
Lucky to be coming home again
I’m lucky we’re in love every way
Lucky to have stayed where we have stayed
Lucky to be coming home someday